Guru ideal, menurutku!

Aku bukan seorang guru, tapi aku punya pemikiran seperti apa seorang guru seharusnya. Sebelumnya aku bercerita di artikel jika aku punya mesin waktu, aku akan lebih rajin belajar waktu sekolah. Dulu aku tidak mengerti kenapa harus menghitung percepatan sebuah benda. Buat apa menghitung derajat pandangan kita dengan ujung pohon menggunakan trigonometri, atau menghitung kesukaran kereta mengerem menggunakan rumus momentum. Karena contoh implementasi yang menurutku gak terlihat berguna yang membuatku mungkin malas belajar. Kemudian aku mulai menyalahkan guru yang mengajar, iya aku menyalahkan mereka.

Lanjutkan membaca “Guru ideal, menurutku!”

Mengambil keputusan

“Jangan menyusahkan dirimu sendiri, ambil aja” begitu kata mereka. Memilih, iya dalam hidup ini kita selalu dihadapkan dengan banyak pilihan. Itu kenapa ada yang bilang bahwa hidup ini bercabang, kita yakin bahwa ada versi lain dari diri kita yang dulu mengambil keputusan yang tidak kita ambil saat ini. Jujur aku tipe orang yang tidak pandai mengambil keputusan, aku merasa setiap apa yang aku pilih malah menyusahkan diriku sendiri, apa yang aku ambil berakhir banyak penyesalan. Dulu aku berpikir bahwa hidup ini harus direncanakan, tidak ada namanya surprise. Ketika aku ingin A, aku berusaha dan bersiap untuk mendapat A jauh sebelumnya. Kadang rasanya aku iri pada orang lain yang sama sekali tidak merencanakan A tetapi justru mereka yang mendapatkan A, begitu juga untuk B, C, hingga Z.

Lanjutkan membaca “Mengambil keputusan”

Bertahan hidup dengan sebuah pekerjaan

“Orang seperti dia itu, gak akan mau mengerjakan hal – hal remeh temeh seperti ini”, aku bahkan lupa siapa yang meneruskan kata – kata itu dari teman satu kampus tapi aku masih ingat siapa nama yang disebut yang ditujukan buatku. Jadi ingat ada kalimat yang pernah aku baca di sebuah blog “orang cerdas terkadang suka menganggap orang lain rendah dan lambat, orang sukses terkadang tidak mau mengerjakan hal yang kecil lagi yang pernah dia lakukan dulu”, Yah aku tahu apa yang temanku maksud.

Jadi secara gamblang temenku ini berpendapat bahwa aku tidak mau melakukan hal – hal remeh temeh, kecil, gak bisa dilihat hasilnya. Dia berpikir bahwa aku tidak lagi mengerjakan sesuatu yang diminta hasilnya kecil, gak keren, kurang wah, gak bisa dipamerin, dan sejenisnya. Lagi, aku akan berbicara soal pekerjaan, aku melalui sebuah proses, bukan aku saja, kalian juga. Menanggapi kata – kata temenku tadi mungkin sebagian benar tapi sebagian juga salah. Semakin kesini aku mengerti banyak hal, sesuatu yang dulu tidak tahu sekarang menjadi tahu, yang dulu pragmatis sekarang idealis, yang dulu sederhana sekarang menjadi rumit. Lanjutkan membaca “Bertahan hidup dengan sebuah pekerjaan”

Being Assertive

Tidak semua orang mampu tegas, iya pernah seorang teman dalam sela – sela percakapan sore mengungkapkan semua uneg – unegnya tentang pekerjaannya. Kerja yang overtime, underpaid, tuntutan atasan yang keras, kerjaan yang menumpuk, rasanya gak tahan atas semua yang dilakukan di kantor tersebut, tapi anehnya dia tetap bertahan dengan semua itu, seakan tidak punya pilihan walaupun sebenarnya selalu ada pilihan. Kenapa kalau tidak suka tetap dilakuin, kenapa tidak pindah kerja saja ke tempat yang menurut dia nyaman dan lebih baik.

Sedikit pembuka cerita diatas kadang beberapa dari kita pernah merasa seperti itu, iya mungkin termasuk aku, dimana banyak orang lain yang berani pergi dan berkata tidak, mendapatkan jalan hidup yang jelas dan bahagia. “Tidak suka ya tidak dilakuin…” itu kata mereka, namun sekali lagi tidak semua orang mampu tegas. Ketika aku tanya alasan seorang teman kenapa masih bertahan disana, banyak alasan mulai dari belum ada pekerjaan pengganti, masih bergantung incentive atau bonus yang mungkin akan dia dapatkan jika ia mampu bertahan, atau merasa tidak enak terhadap rekan dan tempat kerja disana. Lanjutkan membaca “Being Assertive”

Aku dulu dan sekarang

Pagi ini habis nonton Gintama episode 202 entah kenapa rasanya bikin ngelamun (kata merenung terlalu berat). Seperti biasa mereka bawain jokes dari anime dan serial tv lain, ceritanya mereka libur selama setahun, dalam dunia nyata serial ini baru mulai season baru, tapi cerita di animenya mereka terpisah selama 2 tahun dan hampir semua karakter berubah kecuali Sinpachi, gabungin jokes dari Dragonball Z dan One Piece yang ceritanya berpisah 2 tahun untuk latihan dan kembali, ya walaupun cuma guyonan tapi entah kenapa Sinpachi ngerasa tertinggal dari yang lain, kemudian Gin bilang “2 tahun ini tidak bisa kembali, kau harus menghadapi kenyataan dan melihat kedepan”. Kayaknya aku juga sering cerita tentang 2 tahunku ini ya.
Lanjutkan membaca “Aku dulu dan sekarang”