A few months ago I told you about a girl who I loved killed me with her existence and her smiles. Well, the curtains were tightly closed now. No, she is not married yet but I think she found someone what she want. I know “specific type” of what the man she is looking for, I can’t be that man because that “specific type” regarding with his job and career. The specific type that she think it’s cool, patriotic, that she will be proud stand along with him. Then I hate myself for a moment in my situation, but I get started to convince myself to getting over.
Tag: life
It’s a zombie shift, darling
“Mas – mas IT kalo gak lembur pulang jam 8, kalo lagi lembur pulang jam 1 malam”, it is a joke, but sometime it’s true, entah kenapa mbak – mbak bagian Finance sering bilang gitu kepada anak baru yang tanya kenapa kita sering pulang terakhir, tapi yah itu jadi kebiasaan beberapa bulan terakhir. Seven eleven aku bilang, jam ketika aku keluar dari rumah dan ketika aku sampai di rumah lagi. Let’s rewind, back to college when I had ideal mind, I have a lot of choices but here I am. Things are not exist or happen suddenly, everything is triggered by chain of process, a lot of pain and failure, I know every pieces of me are mostly hidden, but I give you the shot now.
Teman tidur
Wait, ini bukan seperti yang kalian pikirkan, yang aku maksud adalah guling kesayangan. Aku sejak kecil terbiasa tidur selalu dengan sesuatu yang bisa aku peluk. Entah selimut, bantal atau memang guling yang bisa dijadikan sebagai “guling”. Aku bahkan pernah membahas guling bareng temen, yang menurut dia setelah membaca referensi di internet ternyata guling dulu banyak digunakan oleh orang – orang belanda atau para penjelajah yang jauh dari rumah, sebagai ganti ketika tidak ada seorang istri yang tidur menemaninya.
Aib
Kadang orang datang dan bercerita tentang sebuah masalah, terutama masalah yang menyangkut hal – hal yang sensitif tentang dirinya. Beberapa mungkin tentang konflik diri seperti ragu dalam mengambil keputusan, kehilangan motivasi, butuh tujuan hidup dan lain sebagainya. Menurutku ada 2 tipe orang yang bercerita tentang sebuah masalah, pertama orang yang memang kehilangan arah dan butuh solusi atau alternatif jalan keluar dari orang lain. Kedua orang yang butuh affirmation atau dukungan untuk ikut “mengiyakan” dan mengamini apa yang dia pikirkan. Seringnya tipe yang kedua ini bercerita tentang konfliknya dengan orang lain, sedangkan tipe yang pertama adalah orang yang mungkin mencoba bersikap lunak, mau introspeksi diri, tahu dia mungkin telah berbuat salah, tahu bahwa ada pihak yang tersakiti, entah orang lain atau dirinya sendiri. Melihat hal ini setidaknya ada 2 hal yang mungkin terlintas dipikiran mereka, dia memutuskan diam untuk menyimpan masalahnya sendiri atau bercerita untuk melegakan bebannya.
Six degrees of separation
Teman dari teman kalian mungkin secara tidak sengaja adalah kakak ipar, atau pacar kalian adalah anak dari adik teman ayah kalian. Spontan orang – orang bilang “dunia ini ternyata sempit ya…”. Ide inilah yang pertama kali diungkapkan oleh Frigyes Karinthy di tahun 1929 dan dipopulerkan oleh John Guare dalam bentuk cerita drama di tahun yang sama. Six degree of separation adalah teori yang mengatakan bahwa semua hal didunia ini terhubung paling banyak 6 derajat, dimana setiap derajat direpresentasikan oleh sebuah hubungan seperti teman, kerabat, saudara dan sejenisnya. Artinya 2 orang yang tidak saling kenal dapat dihubungkan maksimal 6 pihak pemisah diantara mereka. Misalkan aku dengan Dian Sastro mungkin terpisah 4 derajat, jika dicari tahu mungkin aku punya teman orang yang tinggal di Jakarta. Temanku ayahnya kerja di perusahaan TV, teman ayahnya temanku ini adalah asistennya Dian Sastro, dan asistennya tentu saja kenal Dian Sastro, jadi untuk berhubungan dengan Dian Sastro aku hanya perlu meminta temanku ikut ayahnya, kemudian kenal asistennya, dan kenalan langsung dengan Dian Sastro.
Masyarakat di social media
Siapa hari ini yang tidak punya akun Twitter, Facebook, Path, Instagram dan lain sebagainya. Aku punya topik baru di Blog ku, ya tentang social media, tentu saja dengan topik critical awareness dan self education. Aku akan membahas pola perilaku masyarakat di social media untuk kedepannya. Sekarang aku akan membahas secara general.
Sebelumnya seperti biasa mukadimah tentang hal – hal teknis. Social media saat ini menjadi seperti dunia kedua seseorang. Menurut data statistik Statista tahun 2016 ini masyarakat dunia menghabiskan setidaknya hingga 118 menit per hari atau sekitar 2 jam menggunakan social media. Istilah social media sendiri mungkin tidak terbentuk secara langsung, mengingat website seperti forum, milis dan sejenisnya telah ada ketika internet mulai populer. Tapi ketika internet menjadi hal biasa dan banyak hal menarik di dalamnya kemudian paradigma baru muncul.
Wanita dan diskriminasi gender (Seksisme)
Pernahkah disekitar kalian ada cewek bilang “cowok kok nangis”, “cowok kok nampar cewek”, apalagi belakangnya ditambahin “…pakai rok atau lipstik sana”. Ya..akhir akhir ini hal seperti itu mulai sering ada dihidupku. Judul di atas ada kata “seksis” ini nggak ada hubungannya sama kata “seksi”, dan jangan berpikir juga tentang “seks”, big No.!. Karena kata seksis ini berakhiran -is serapan dari bahasa Inggris yang aslinya memiliki akhiran -ist dan x, menghasilkan sexist. Kita biasa menyebut sexist adalah pelaku sexism, atau seorang yang seksis adalah pelaku seksisme. -Is, -isme, -ist dan -ism, ketika dihapus menghasilkan seks dan sex, yang mungkin menjelaskan kenapa kata ini susah dicerna orang Indonesia. Intinya seksis adalah diskriminasi gender. Ok, cukup untuk mukadimah dan penjelasan teknis, jadi apa seksis dan kenapa yang menjadikan secara gak sadar sebagai pelaku diskriminasi gender ini. Lanjutkan membaca “Wanita dan diskriminasi gender (Seksisme)”