When will you marry?

September at this now! marriages everywhere, I know here, in Indonesia especially Javanese culture wedding day is settled by unique of calculation, some range of dates they called “Jumadil akhir, Rajab, Ruwah” and “Besar” as it is now. But today I gonna talk about my plan how to get there. Damn, at my age people keep talking, ask again and again, “When will you marry?”, it’s not bored question but I have no specific answer for that. For the time being I want to settle down at 28, the problem is, right now I don’t have any candidate who is to be my wife.

Lanjutkan membaca “When will you marry?”

Nobody’s home

Sometimes “home” more like just a place to rest my head at night to me. I mean, there is no peace or happiness inside. Moreover it cold and feel dead. Broken home is not just for kid with incomplete family that caused by divorce of their parent. Sometimes normal family also live like hell, anger and disagreement around, day by day until they are broken and everything looks sorrow.

Lanjutkan membaca “Nobody’s home”

Singleton

It’s been a long day, kali ini aku akan bercerita sebuah ide lainnya tentang hidup. Tidak, aku tidak akan mencoba menjadi bijak, hanya sedikit berteori dengan pemikiranku yang dangkal ini. Well, banyak cerita fiksi dan teori tentang mesin waktu yang menunjukkan ada kemungkinan adanya muti-universe, dimana ada versi kita di dunia yang lain dengan garis waktu yang berbeda dengan dunia kita. Kalau kalian pernah nonton film The One yang diperankan oleh Jet Li dan Jason Statham, kira – kira seperti itulah multi-universe theory dimana ada dunia lain dengan cerita berbeda, artinya ada “diri kita” di dunia tersebut tapi dengan hidup yang berbeda, mungkin kita disini adalah seorang guru, sedangkan di dunia lain kita adalah CEO perusahaan multinasional dibidang teknologi dan di dunia lainnya lagi kita seorang pemulung, dan kemungkinan itu terus datang dengan jumlah dunia yang tidak terbatas.

Lanjutkan membaca “Singleton”

Dilema

“Aku harus bersenang – senang, mumpung masih muda, puas menjalani hidup sebelum tua disibukkan banyak hal”, kemudian sejenak berpikir dan terlintas, “Kalau aku senang – senang aja, nanti aku menyesal dikemudian hari, jadi sekarang bersakit – sakit dahulu, nanti pasti dapat hasilnya”, masih dalam renungan yang sama “Tapi tidak ada jaminan aku mendapat yang aku perjuangkan sekarang, jadi apa yang harus aku lakukan?”.

Seringkali kita dihadapkan dengan banyak hal yang membuat kita harus memilih. Kita tidak tahu apa yang terjadi dimasa depan, kita hidup saat ini, detik ini dan berusaha untuk mengantisipasi segala hal buruk dengan memilih sesuatu yang baik menurut kita. Sebelumnya aku menulis tentang mengambil sebuah keputusan dimana kadang keputusan dipengaruhi oleh kesempatan yang datang. Bahkan ketika aku menulis sebuah artikel kadang aku ragu dan takut beropini sehingga memutuskan untuk tidak menulisnya. Kadang kita tidak bisa memilih karena alasan yang tidak jelas, atau ketika kita mendefinisikan penyebabnya malah menegaskan masing – masing pilihan punya masalahnya tersendiri.

Lanjutkan membaca “Dilema”

Mengambil keputusan

“Jangan menyusahkan dirimu sendiri, ambil aja” begitu kata mereka. Memilih, iya dalam hidup ini kita selalu dihadapkan dengan banyak pilihan. Itu kenapa ada yang bilang bahwa hidup ini bercabang, kita yakin bahwa ada versi lain dari diri kita yang dulu mengambil keputusan yang tidak kita ambil saat ini. Jujur aku tipe orang yang tidak pandai mengambil keputusan, aku merasa setiap apa yang aku pilih malah menyusahkan diriku sendiri, apa yang aku ambil berakhir banyak penyesalan. Dulu aku berpikir bahwa hidup ini harus direncanakan, tidak ada namanya surprise. Ketika aku ingin A, aku berusaha dan bersiap untuk mendapat A jauh sebelumnya. Kadang rasanya aku iri pada orang lain yang sama sekali tidak merencanakan A tetapi justru mereka yang mendapatkan A, begitu juga untuk B, C, hingga Z.

Lanjutkan membaca “Mengambil keputusan”

Dunia yang bergesekan

Pernahkah kalian  melihat orang gila? pernahkan kalian berpikir kenapa orang gila tidak peduli dengan kondisi disekitarnya? bukan hanya karena gila, tapi lebih pada sesuatu apa yang dia lihat, dunia yang dia rasakan, dunia yang dia nyaman untuk hidup. Pernahkah kalian iri dengan orang gila? Jika tidak, aku mau sedikit beropini tentang mereka. Sebelumnya aku pernah menuliskan tentang katanya bahagia itu sederhana dimana kadang hal itu hanya sebuah alasan untuk pembenaran bahwa kita benar – benar bahagia ketika kita tidak bisa mencapai kebahagiaan yang kita inginkan. Tapi mungkin dari postingan terakhir, pola pikirku sedikit berubah ketika aku sendiri mulai merasakan keruwetan dengan hidup ini.

Lanjutkan membaca “Dunia yang bergesekan”

Teman tidur

Wait, ini bukan seperti yang kalian pikirkan, yang aku maksud adalah guling kesayangan. Aku sejak kecil terbiasa tidur selalu dengan sesuatu yang bisa aku peluk. Entah selimut, bantal atau memang guling yang bisa dijadikan sebagai “guling”. Aku bahkan pernah membahas guling bareng temen, yang menurut dia setelah membaca referensi di internet ternyata guling dulu banyak digunakan oleh orang – orang belanda atau para penjelajah yang jauh dari rumah, sebagai ganti ketika tidak ada seorang istri yang tidur menemaninya.

Lanjutkan membaca “Teman tidur”

Aib

Kadang orang datang dan bercerita tentang sebuah masalah, terutama masalah yang menyangkut hal – hal yang sensitif tentang dirinya. Beberapa mungkin tentang konflik diri seperti ragu dalam mengambil keputusan, kehilangan motivasi, butuh tujuan hidup dan lain sebagainya. Menurutku ada 2 tipe orang yang bercerita tentang sebuah masalah, pertama orang yang memang kehilangan arah dan butuh solusi atau alternatif jalan keluar dari orang lain. Kedua orang yang butuh affirmation atau dukungan untuk ikut “mengiyakan” dan mengamini apa yang dia pikirkan. Seringnya tipe yang kedua ini bercerita tentang konfliknya dengan orang lain, sedangkan tipe yang pertama adalah orang yang mungkin mencoba bersikap lunak, mau introspeksi diri, tahu dia mungkin telah berbuat salah, tahu bahwa ada pihak yang tersakiti, entah orang lain atau dirinya sendiri. Melihat hal ini setidaknya ada 2 hal yang mungkin terlintas dipikiran mereka, dia memutuskan diam untuk menyimpan masalahnya sendiri atau bercerita untuk melegakan bebannya.

Lanjutkan membaca “Aib”