Bertahan hidup dengan sebuah pekerjaan

“Orang seperti dia itu, gak akan mau mengerjakan hal – hal remeh temeh seperti ini”, aku bahkan lupa siapa yang meneruskan kata – kata itu dari teman satu kampus tapi aku masih ingat siapa nama yang disebut yang ditujukan buatku. Jadi ingat ada kalimat yang pernah aku baca di sebuah blog “orang cerdas terkadang suka menganggap orang lain rendah dan lambat, orang sukses terkadang tidak mau mengerjakan hal yang kecil lagi yang pernah dia lakukan dulu”, Yah aku tahu apa yang temanku maksud.

Jadi secara gamblang temenku ini berpendapat bahwa aku tidak mau melakukan hal – hal remeh temeh, kecil, gak bisa dilihat hasilnya. Dia berpikir bahwa aku tidak lagi mengerjakan sesuatu yang diminta hasilnya kecil, gak keren, kurang wah, gak bisa dipamerin, dan sejenisnya. Lagi, aku akan berbicara soal pekerjaan, aku melalui sebuah proses, bukan aku saja, kalian juga. Menanggapi kata – kata temenku tadi mungkin sebagian benar tapi sebagian juga salah. Semakin kesini aku mengerti banyak hal, sesuatu yang dulu tidak tahu sekarang menjadi tahu, yang dulu pragmatis sekarang idealis, yang dulu sederhana sekarang menjadi rumit.

Tunggu, ini tidak seperti aku hanya mengerjakan hal – hal rumit saja, bukan. Tapi hal yang dulu aku kerjakan seadaanya sekarang melalui sebuah proses yang mendetail dan lama, karena aku percaya semua pekerjaan di dunia ini jika didalami, ditekuni, fokus, banyak hal yang bisa kita gali dan luar biasa kompleks.

Menganggap remeh orang lain dan apa yang dilakukannya, waktu kuliah di Sistem Informasi ada matakuliah pemrograman, menurutku matakuliah ini membuat orang yang lebih tahu mudah membodohi yang kurang tahu, dan sering debat di forum pemrograman di milis atau socmed dimana programmer menganggap dirinya paling benar, merasa paling tahu, paling bisa dan membodohkan yang lain, ini khususnya di Indonesia. Karena ini salah satu dasar di bidang IT sering mereka yang menyerah untuk memilih jalan ini akan bekerja di luar bidang kuliah yang telah mereka ambil.

Aku tidak mempermasalahkan jalan hidup atau pekerjaan yang diambil diluar kuliah mereka, yang aku tahu mereka hanya mencoba bertahan hidup dengan apa yang mereka punya. Ada orang yang menjual otaknya untuk menjadi ilmuan atau engineer dan membuat produk yang bahkan tidak dikenal siapa penciptanya, ada orang yang menjual wajahnya untuk menjadi model majalah dan bintang iklan, ada orang yang menjual suaranya atau jari – jarinya untuk menciptakan karya seni yang bisa dilihat dan didengar, ada yang menjual tenaganya untuk menjadi pekerja kasar, kuli, atau atlet angkat beban, bahkan ada yang menjual tubuhnya dan alat kelaminnya untuk menjadi pelacur, semua hanya untuk “Bertahan Hidup”.

Jadi pada dasarnya memang tidak ada bedanya orang yang mengandalkan otaknya atau wajah ayunya. Tidak ada jaminan apa yang paling diandalkan akan menghasilkan kebahagiaan atau pendapatan lebih dari yang lain, belum tentu yang mengandalkan otak mendapat lebih daripada yang mengandalkan cantik wajahnya. Apa yang mereka dapat tidak bergantung dari jenis kemampuan yang dia andalkan, karena dunia memang tidak bekerja seperti itu. Kalau misalnya ada sebuah pekerjaan dengan jobdesc yang mudah dan salary sangat tinggi aku masih ragu semua orang ingin memilih pekerjaan itu. Kenapa? karena dunia akan terhenti jika orang berpikir sama, tidak ada yang jadi dokter untuk mengobati orang sakit, tidak ada yang jadi astronout untuk meneliti luar angkasa yang mungkin akan menemukan bumi ke 2 di masa depan, tidak ada yang jadi arsitek yang membangun gedung tinggi nan megah, tidak ada software developer yang membuat website dan socmed untuk kalian update status dan menulis blog ini.

Pernahkan kalian ingin sekali menulis dan ingin membuat buku, suka masak dan ingin bekerja di hotel atau cafe, suka menyanyi dan ingin jadi penyanyi, suka melucu dan ingin membuat orang lain tertawa. Bahkan ketika ada pilihan pekerjaan yang mampu memberikan kesejahteraan lebih dari itu tapi kalian tetap menolak. Orang bilang itu mengikuti passion. Tapi bolehlah kita singkirkan itu sejenak, menggunakan kata sederhana “Mencoba bertahan hidup dari apa yang kita punya”, bahkan ketika kalian merasa bodoh itu hanya variabel bukan konstanta final, dalam pekerjaan sesungguhnya hal yang dibutuhkan lebih dari nilai di atas kertas.

Banyak juga orang – orang menilai sebuah pekerjaan hanya sebuah upaya mensejahterahkan diri, sederhanyanya adalah “bekerja ya untuk mencari nafkah / uang / penghasilan untuk bertahan hidup”. Apa pola pikir seperti itu salah? tentu tidak, tapi itu bisa aku katakan mereka adalah orang yang pragmatis

Orang pragmatis melihat dunia ditunjukkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja. Representasi realitas yang muncul di pikiran manusia yang bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum. Contoh cara berpikir orang pragmatis adalah “sekolah untuk mencari ilmu, kemudian lulus dengan nilai bagus biar dapat kerja yang bagus, kerja biar punya uang banyak, setelah itu nikah biar punya status berkeluarga dan punya anak…”.

Tapi coba deh berhenti sebentar dan lihat, kalian bekerja itu bukan hanya untuk dapat uang. Kalian sadar gak kalau hasil pekerjaan kalian sekecil apapun itu memberi kontribusi untuk perusahaan, perusahaan kalian bagian dari penggerak ekonomi negara, produknya dipakai masyarakat, kemudian masyarakat mendapatkan manfaat dari keberadaan produk tersebut, kebermanfaatan dalam diri mereka memberikan dampak positif dari aktivitas sehari – harinya dan lain sebagainya. Kalian bekerja itu bukan hanya mencari uang banyak, tapi juga menjadi bagian dari pembawa peradaban dan perubahan dunia ini.

Lihat, rasa capek karena pencapaian, bukan hanya keluhan, usaha yang menjadi bagian dari perubahan besar, bukan hanya tentang memperkaya diri. Karena setiap orang punya modal untuk bertahan hidup dan itu lebih dari apa yang kamu capai di bangku sekolahan atau hanya nilai di atas kertas.

For me life is continuously being hungry. The meaning of life is not simply to exist, to survive, but to move ahead, to go up, to achieve, to conquer.
– Arnold Schwarzenegger

Satu pemikiran pada “Bertahan hidup dengan sebuah pekerjaan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s