Kalau ditanya orang “Kerja dimana?”, aku jawab “Aku freelance..”, orang “…?? oh freelance…”. Aku tahu yang dipikiran mereka,, “hmm freelance… belum nemu kerjaan mungkin, yah sambil nyari lumayan lah ada usaha”, sebagian memang benar tapi ada lho orang yang mendedikasikan seluruh waktunya jadi freelancer, terutama dibidang IT, kerja freelance atau remote sama menguntungkannya seperti fulltime. Mereka menggunakan kata “freelance” itu hanya sebagai “term” untuk mendifinisikan pekerjaannya, bahkan ada lho perusahaan besar dalam beberapa projectnya memperkerjakan orang-orang seperti mereka, jadi sebenernya udah ndak ada lagi persepsi freelance itu hanya sampingan, ndak selalu!. pekerjaan kan ndak harus di kantor, duduk di meja besar berangkat pagi pakai suit& tie rapi bekerja 8 jam 5 hari seminggu.
Oke kali ini cerita tentang aku, Aku kuliah Jurusan Sistem Informasi di Universitas Jember, inget rasanya pas masih kuliah, awal tahun 2012 pertama kali bantuin anak FKIP dengan project skripsinya tentang pembelajaran berbasis ICT, waktu itu aku harus bikin media yang isinya materi, video, dan kuis dan mbak nya minta pake Flash, dengan maksud cuma bantuin karena waktu itu aku pengen belajar, dan itu bisa jadi pengalaman awal bikin produk yang digunakan atau pantas untuk digunakan dan dijual (mungkin).
Dibayar Sarapan Pagi
Mulai dari situ mungkin sebenernya aku mulai bekerja sebagai freelancer, tapi mungkin banyak yang gak tau awal aku melakukan itu mulai dari cuma – cuma alias Gratis, iya aku mau belajar dan ilmu serta pengalaman itu tak ternilai harganya. Kemudian bantuin mbak dan mas yang skripsi lainnya, dari gratis aku di bayar Snack Indomart atau sarapan pagi, iya sarapan dan snack, terus naik jadi duit 50-100ribu, terus dikerjaan lainnya 200-300ribu, kemudian sok sok udah pengalaman sama temen dapet kerjaan sejenis 500ribu. Kemudian dapet 2 tahun dikuliah udah belajar pemrograman web dan java lebih lanjut ngerjain aplikasi kasir dan kredit sederhana, yah aplikasinya ndak terlalu bagus tapi bisa dapetin uang 1juta, terus ikut di web freelancer indonesia kayak Sribulancer atau project co id, bikin game android mulai dapet 2juta, terus bikin web job marketplace dapet 3juta, sampai akhirnya pernah dapet project dengan harga 13juta. Yah mungkin bagi kalian yang jago di dunia freelancer dan punya banyak relasi, keahlian dan bisa jual diri pendapatan kalian bisa 50juta-200juta per project, tapi disini intinya aku pengen cerita tentang perjalananku jadi seorang freelancer yang berat, aku ndak menuntut banyak hal mungkin karena skill software development yang aku punya biasa – biasa aja, yang pernah aku buat bisa kalian lihat portfolioku angga-ari.com atau di disini.
Be Patient and Persistent
Jadi mahasiswa IT menurutku butuh pengalaman agar bisa mengembangkan software yang sesungguhnya. Jauh beda program level tugas sama program level production. Kalo program buat dikumpulin ke dosen paling yang penting objective utama dari aplikasi itu jadi yawes dapet A, coba aja bikin web untuk dipakai banyak orang, apalagi yang minta orang lain, pengen gini gitu, banyak yang perlu diperhatikan. Disini aku gak cerita hal teknis karena bukan tutorial tapi aku cuma curhat :D, setiap project freelance aku butuh sekitar 1-3 bulan. Rasanya butuh 10 tahun pengalaman untuk bekerja di bidang IT, aku akan bilang iya, atau aku kurang pintar dalam hal ini, aku ndak tau juga. Jadi freelancer adalah pengalaman yang berharga 2 tahun ini yang telah aku perjuangkan untuk belajar, untuk semangat dan pantang menyerah, untuk berkorban waktu istirahat malamku, untuk setiap kafein yang aku konsumsi agar tetap bisa berkonsentrasi, untuk setiap kesenangan yang aku tinggalkan setiap malam minggu, untuk masa kuliah ku yang aku korbankan bikin lulus telat dan untuk masa depan yang aku ndak tau seperti apa.
Kalo ditanya orang “seterusnya mau jadi freelancer?” aku jawab, Ndak, aku juga mau cari pengalaman kerja di perusahaan level kecil menengah, kenapa bukan perusahaan besar? karena aku bisa berkontribusi lebih banyak di perusahaan kecil – menengah. Tapi aku pengen di akhir minggu tetep ngerjain freelance terutama untuk UX/UI design, walaupun susah diindonesia jualan keahlian itu freelance melalui marketplace, masa redesign web atau slicing responsive web 200-500 ribu, harga yang ndak masuk akal kan.
Do it with passion or not at all, brace yourself that could do better today or tomorrow, work is not about money and influence, but how you’ll be a participant of changes of the world.
saya bookmark mas blognya. buat belajar jadi freelancer. meski bukan dari jurusan IT tapi saya tertarik dgn dunia IT. semoga keadaan kepepet gk bisa krj full time krn hrs lanjut kuliah tp hrs krj jg. membuat sy bisa jadi freelancer yang handal. meski sy tahu tentunya itu butuh waktu dan kerja keras.
SukaSuka
Iya, sebenarnya kalau belajar pemrograman ndak perlu sekolah juga bisa kok asal konsisten belajar,, sumber belajar dan bahan yang digunakan juga mudah didapat..
SukaSuka