Makalah Cara Mengenal ALLAH

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

            Belakangan ini banyak orang mengaku mengenal Allah SWT, namun mereka tidak cinta kepada Allah SWT. Buktinya mereka banyak melanggar perintah dan larangan-Nya. Hal ini disebabkan karena mereka belum mengenal Allah SWT dengan arti sebenarnya.

Sekilas, membahas persoalan bagaimana mengenal Allah SWT bukan sesuatu yang asing. Tetapi yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah mengenal Allah SWT yang akan membuahkan rasa takut kepada-Nya, tawakal, berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan hanya kepada-Nya. Sehingga kita bisa mewujudkan segala bentuk ketaatan dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan kami angkat dan bahas dalam makalah ini diantaranya :

  1. Bagaimana cara mengenal Allah SWT dalam arti sebenarnya?
  2. Nilai apa saja yang akan kita dapatkan jika mengenal Allah dengan baik?

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan

Penyusunan makalah ini memiliki beberapa tujuan, yaitu :

  1. mengetahui cara mengenal Allah SWT dengan baik
  2. mengetahui balasan yang akan diberikan oleh Allah kepada kita

1.4 Manfaat Penulisan

Meningkatkan pemahaman tentang Allah SWT dan Islam, sehingga kita dapat mewujudkan segala ketaatan dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya. Serta agar kita bisa mengenal  Allah secara benar.

BAB II

PEMBAHASAN

 

            Ibarat manusia, jika kita tidak mengenal tetangga kita, guru atau dosen kita, maka kita tidak akan memperdulikan dia diluar konteks kewajiban kita. Ketika ditanya tentang hal yang disukainya, kita hanya bisa diam sambil menggelengkan kepala pertanda tak mengerti. Ini adalah bukti bahwa dengan jalan mengenal, kita akan lebih peduli terhadap sesama.

            Begitupun dengan Allah zat yang menciptakan kita, bagaimana kita bisa cinta kepada Allah kalau kita tidak mengenal-Nya. Bagaimana kita bisa khusyuk beribadah kalau kita tidak mengerti tujuan ibadah kita. Maka dari itu, mengenal Allah SWT adalah hal yang sangat krusial dalam pencapaian nilai kesempurnaan kita.

Cara Mengenal Allah SWT

Mengenal Allah ada empat cara yaitu mengenal wujud Allah, mengenal Rububiyah Allah, mengenal Uluhiyah Allah, dan mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah. Keempat cara ini telah disebutkan Allah di dalam Al Qur’an dan di dalam As Sunnah baik global maupun terperinci

Ibnul Qoyyim dalam kitab Al Fawaid hal 29, mengatakan: “Allah mengajak hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya di dalam Al Qur’an dengan dua cara yaitu pertama, melihat segala perbuatan Allah dan yang kedua, melihat dan merenungi serta menggali tanda-tanda kebesaran Allah.

seperti dalam firman-Nya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat (tanda-tanda kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal.” (QS. Ali Imran: 190)

Juga dalam firman-Nya yang lain: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang, serta bahtera yang berjalan di lautan yang bermanfaat bagi manusia.” (QS. Al Baqarah: 164)

Mengenal Wujud Allah.

Yaitu beriman bahwa Allah itu ada. Dan adanya Allah telah diakui oleh fitrah, akal, panca indera manusia, dan ditetapkan pula oleh syari’at. Ketika seseorang melihat makhluk ciptaan Allah yang berbeda-beda bentuk, warna, jenis dan sebagainya, akal akan menyimpulkan adanya semuanya itu tentu ada yang mengadakannya dan tidak mungkin ada dengan sendirinya. Dan panca indera kita mengakui adanya Allah di mana kita melihat ada orang yang berdoa, menyeru Allah dan meminta sesuatu, lalu Allah mengabulkannya.

Adapun tentang pengakuan fitrah telah disebutkan oleh Allah di dalam Al Qur’an: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman ): ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu’ Mereka menjawab: ‘(Betul Engkau Tuhan kami) kami mempersaksikannya (Kami lakukan yang demikian itu) agar kalian pada hari kiamat tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan-Mu) atau agar kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu sedangkan kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang setelah mereka.’.” (QS. Al A’raf: 172-173)

Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa fitrah seseorang mengakui adanya Allah dan juga menunjukkan, bahwa manusia dengan fitrahnya mengenal Rabbnya. Adapun bukti syari’at, kita menyakini bahwa syari’at Allah yang dibawa para Rasul yang mengandung maslahat bagi seluruh makhluk, menunjukkan bahwa syari’at itu datang dari sisi Dzat yang Maha Bijaksana. (Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin hal 41-45)

Mengenal Rububiyah Allah

Rububiyah Allah adalah mengesakan Allah dalam tiga perkara yaitu penciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya. (Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin hal 14)

Maknanya, menyakini bahwa Allah adalah Dzat yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberi rizki, mendatangkan segala mamfaat dan menolak segala mudharat. Dzat yang mengawasi, mengatur, penguasa, pemilik hukum dan selainnya dari segala sesuatu yang menunjukkan kekuasaan tunggal bagi Allah.

Dari sini, seorang mukmin harus meyakini bahwa tidak ada seorangpun yang menandingi Allah dalam hal ini. Allah mengatakan: “Katakanlah!’ Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya sgala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.” (QS. Al Ikhlash: 1-4)

Maka ketika seseorang meyakini bahwa selain Allah ada yang memiliki kemampuan untuk melakukan seperti di atas, berarti orang tersebut telah mendzalimi Allah dan menyekutukan-Nya dengan selain-Nya.

Dalam masalah rububiyah Allah sebagian orang kafir jahiliyah tidak mengingkarinya sedikitpun dan mereka meyakini bahwa yang mampu melakukan demikian hanyalah Allah semata. Mereka tidak menyakini bahwa apa yang selama ini mereka sembah dan agungkan mampu melakukan hal yang demikian itu. Allah telah menceritakan di dalam Al Qur’an bahwa mereka memiliki dua tujuan.

Pertama : mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya sebagaimana firman Allah: “Dan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolong (mereka mengatakan): ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami di sisi Allah dengan sedekat-dekatnya’.” (Az Zumar: 3 )

Kedua : agar mereka memberikan syafa’at (pembelaan ) di sisi Allah. Allah berfirman: “Dan mereka menyembah selain Allah dari apa-apa yang tidak bisa memberikan mudharat dan manfaat bagi mereka dan mereka berkata: ‘Mereka (sesembahan itu) adalah yang memberi syafa’at kami di sisi Allah’.” (QS. Yunus: 18, Lihat kitab Kasyfusy Syubuhat karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab)

Keyakinan sebagian orang kafir terhadap tauhid rububiyah Allah telah dijelaskan Allah dalam beberapa firman-Nya:

“Kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan mereka? Mereka akan menjawab Allah.” (QS. Az Zukhruf: 87)
“Dan kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan yang menundukkan matahari dan bulan? Mereka akan mengatakan Allah.” (QS. Al Ankabut: 61)
“Dan kalau kamu bertanya kepada mereka siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan bumi setelah matinya? Mereka akan menjawab Allah.” (QS. Al Ankabut: 63)

Demikianlah Allah menjelaskan tentang keyakinan mereka terhadap tauhid Rububiyah Allah. Keyakinan mereka yang demikian itu tidak menyebabkan mereka masuk ke dalam Islam dan menyebabkan halalnya darah dan harta mereka sehingga Rasulullah mengumumkan peperangan melawan mereka.

Maka dari itu, jika kita melihat kenyataan yang terjadi di tengah-tengah kaum muslimin, kita sadari betapa besar kerusakan akidah yang melanda saudara-saudara kita. Semua perbuatan dan keyakinan ini, merupakan keyakinan yang rusak dan bentuk kesyirikan kepada Allah.

Ringkasnya, tidak ada yang bisa memberi rizki, menyembuhkan segala macam penyakit, menolak segala macam marabahaya, memberikan segala macam manfaat, membahagiakan, menyengsarakan, menjadikan seseorang miskin dan kaya, yang menghidupkan, yang mematikan, yang meluluskan seseorang dari segala macam ujian, yang menaikkan dan menurunkan pangkat dan jabatan seseorang, kecuali Allah. Semuanya ini menuntut kita agar hanya meminta kepada Allah semata dan tidak kepada selain-Nya.

Mengenal Uluhiyah Allah

Uluhiyah Allah adalah mengesakan segala bentuk peribadatan bagi Allah, seperti berdo’a, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Memperuntukkan satu jenis ibadah kepada selain Allah termasuk perbuatan dzalim yang besar di sisi-Nya yang sering diistilahkan dengan syirik kepada Allah. Allah berfirman di dalam Al Qur’an:
“Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu ya Allah kami meminta.” (QS. Al Fatihah: 5) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah membimbing Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu dengan sabda beliau:
“Dan apabila kamu minta maka mintalah kepada Allah dan apabila kamu minta tolong maka minta tolonglah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi) Allah berfirman: “Dan sembahlah Allah dan jangan kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun” (QS. An Nisa: 36)

Allah berfirman: “Hai sekalian manusia sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al Baqarah: 21) Dengan ayat-ayat dan hadits di atas, Allah dan Rasul-Nya telah jelas mengingatkan tentang tidak bolehnya seseorang untuk memberikan peribadatan sedikitpun kepada selain Allah karena semuanya itu hanyalah milik Allah semata.

Contoh konkrit penyimpangan uluhiyah Allah di antaranya ketika seseorang mengalami musibah di mana ia berharap bisa terlepas dari musibah tersebut. Lalu orang tersebut datang ke makam seorang wali, atau kepada seorang dukun, atau ke tempat keramat atau ke tempat lainnya. Ia meminta di tempat itu agar penghuni tempat tersebut atau sang dukun, bisa melepaskannya dari musibah yang menimpanya. Ia begitu berharap dan takut jika tidak terpenuhi keinginannya. Ia pun mempersembahkan sesembelihan bahkan bernadzar, berjanji akan beri’tikaf di tempat tersebut jika terlepas dari musibah seperti keluar dari lilitan hutang.

Mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah

Maksudnya, kita beriman bahwa Allah memiliki nama-nama yang Dia telah menamakan diri-Nya dan yang telah dinamakan oleh Rasul-Nya. Dan beriman bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang tinggi yang telah Dia sifati diri-Nya dan yang telah disifati oleh Rasul-Nya. Allah memiliki nama-nama yang mulia dan sifat yang tinggi.

berdasarkan firman Allah:
“Dan Allah memiliki nama-nama yang baik.” (Qs. Al A’raf: 186)
“Dan Allah memiliki permisalan yang tinggi.” (QS. An Nahl: 60)
Dalam hal ini, kita harus beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan apa yang dimaukan Allah dan Rasul-Nya dan tidak menyelewengkannya sedikitpun. Imam Syafi’i meletakkan kaidah dasar ketika berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagai berikut: “Aku beriman kepada Allah dan apa-apa yang datang dari Allah dan sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang datang dari Rasulullah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Rasulullah” (Lihat Kitab Syarah Lum’atul I’tiqad Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin hal 36)

Ketika berbicara tentang sifat-sifat dan nama-nama Allah yang menyimpang dari yang dimaukan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka kita telah berbicara tentang Allah tampa dasar ilmu. Tentu yang demikian itu diharamkan dan dibenci dalam agama.

Allah berfirman:
“Katakanlah: ‘Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tampa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah (keterangan) untuk itu dan (mengharamkan) kalian berbicara tentang Allah tampa dasar ilmu.” (QS. Al A’raf: 33)

“Dan janganlah kamu mengatakan apa yang kamu tidak memiliki ilmu padanya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya akan diminta pertanggungan jawaban.” (QS. Al Isra: 36)

 

Beberapa Nilai yang Akan Kita Dapatkan Jika Mengenal Allah dengan Baik

Nilai-nilai terebut di antaranya:

-Ketenangan hati

Banyak sekali manusia sekarang ini yang tidak memiliki ketenangan hati did alam kehidupannya. Jika punya harta yang banyak, hatinya tak pernah tenang. Ia tidak menyadari bahwa semua yang dimilikinya itu hanyalah titipan Allah SWT. Ketidaktenangannya itu membuatnya seakan memiliki segalanya. Allah SWT berfirman dalam surat Ar-ra’du ayat 28: “(yaitu) orang-orang beriman dan tenteram hatinya dengan mengingat Allah. Ingatlah, (bahwa) dengan mengingat Allah itu, tenteramlah segala hati.”Secara jelas Allah SWT menjamin bahwa dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram. Terlebih bagi orang yang beriman.

– Keberkahan Allah

Dalam melakukan sesuatu pastinya kita selalu mengharapkan berkah Allah Azza Wa Jalla. Dengan adanya keberkahan Allah ini, kita akan selalu leluasa menjalankan aktivitas yang ada di dunia ini. Allah berfirman dalam surat Al-a’rof ayat 96: “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” Allah mengatakan akan melimpahkan keberkahan kepada kita yang beriman dan bertaqwa. Namun Allah mengatakan bahwa telah ada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah. Sesungguhnya siksa Allah SWT amatlah pedih.

– Hidup Mulia

Seperti tujuan seluruh umat manusia yang terlahirkan di dunia ini bahwa hidup di dalam kemuliaan sangat diimpi-impikan. Allah menjanjikan kehidupan mulia kepada kita yang mengerjakan amal-amal sholeh. Ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 97: “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Sangatlah lebih imbalan yang diberikan Allah kepada kita semua. Allah Maha Pemurah dan Maha Penyayang kepada hamba-hamba yang taat kepada-Nya.

– Kenikmatan Surga

Allah SWT akan memberikan kenikmatan surga bagi orang-orang yang berbuat baik. Allah berfirman dalam surat Yunus ayat 25-26 : Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dkehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” Kekekalan didalam surga adalah hal yang sangat ingin kita raih dalam kehidupan ini. Namun Allah hanya memberikan kepada orang-orang yang berbuat baik.

– Keridhoan Allah

Selain keberkahan yang selalu kita incar dalam setiap hal yang kita lakukan, keridhoan Allah menjadi aspek penting yang juga sangat kita harapkan. Allah hanya akan memberikan ridho-Nya kepada orang-orang yang beramal sholeh. Allah berfirman dalam surat Al-bayyinah ayat 7-8: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga And yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kelal didalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka dan mereka pun ridho kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya”. Dengan adanya perasaan takut kita kepada Allah SWT, maka kitapun akan semakin beriman kepada-Nya. Maka dengan ketakutan itu, kita akan mendapatkan balasan yang amat berlipat-lipat.

– Rasa Merdeka

Tak ada manusia yang mau diperbudak. Baik dengan hawa nafsu bahkan dengan manusia sekalipun. Namun, kelemahan iman seseoranglah yang membuat perasaan merdeka tidak melekat di dalam hati kita.Allah berfirman dalam surat Al-An’am ayat 82: “Orang-orang yang beriman dan tiada mempercampurkan keimanannya dengan keaniayaan, untuk mereka keamanan, sedang mereka itu mendapat petunjuk.” Allah menjamin kepada orang-orang yang tidak mencampurkan keimanannya dengan kesyirikan atas keamanan. Ini akan kita dapatkan bila kita benar-benar telah mengerti akan hakikat ma’rifatullah.

BAB III

KESIMPULAN

 

Dalam mengenal Allah, kita dituntut menjadi seorang yang beriman dan beramal sholeh. Allah sangat menyayangi manusia yang seantiasa mengingat-Nya. Allah menjanjikan surga, keberkahan, keridhoan, kemerdekaan, sera kemuliaan di dalam hidup kita.

Mengenal Allah yang benar adalah dengan menimbulkan rasa malu, cinta dan takut kepada-Nya. Yang dimaksud malu, karena merasa membawa beban dosa. Cinta yaitu rindu untuk menghadap Allah dan senang memperoleh pahala-Nya. Dan takut kepada Allah ialah takut terkena siksa-Nya. Jika hal tersebut telah timbul di dalam hati kita, insyaAllah kita telah mampu mengenal Allah dengan cinta.

PENUTUP

 

Selesailah pembahasan kita tentang “Cara Mengenal Allah”. Makalah ini tersusun berkat kerjasama yang baik antar anggota kelompok 4. Walaupun makalah ini telah tersusun, namun tidak menutup kemungkinan adanya kekurangsempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik sangat diharapkan, demi lebih sempurnanya makalah yang akan kami susun berikutnya.

Inti dari makalah kami adalah keimanan kita kepada Allah SWT. Kenalilah Allah secara menyeluruh. InsyaAllah kita termasuk hambanya yang beriman dan beramal sholeh.

Aamiin yaa robbal’aalamiin.

 

DAFTAR PUSTAKA

Al-jawi, Syekh Muhammad Nawawi Ibnu Umar. 1997, Nashaihul Ibad(Nasihat Bagi Hamba Allah). Surabaya: Al-Hidayah.

Lang, Jeffrey. 2004, Aku Beriman, maka Aku Bertanya. Jakarta: Serambi.

Gazalba, Sidi. 1972, Ilmu Islam I. Jakarta: Bulan Bintang.

http://rohis.org/artikel/dari-anak-rohis/192

juswan44.multiply.com/

www.google.com

www.wikipedia.com

5 pemikiran pada “Makalah Cara Mengenal ALLAH

  1. You actually make it seem so easy together with your presentation but I find this
    matter to be actually one thing that I believe I would
    by no means understand. It sort of feels too complicated and very large
    for me. I am taking a look forward on your next publish, I
    will try to get the dangle of it!

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s